"RS": Mencetak Sejuta Pengusaha Pejuang?.
Kutipan sebagian tulisan dan
dialog ini diambil dari salah satu majalah nasional pimpinan RA (initial seorang ustadz cukup
ternama di Sukabumi), terbitan Edisi 01/Tahun I, halam 30, kolom Profit Moslem
Preneur.
Majalah tersebut mengungkap
beberapa pengusaha muda sukses dengan kiat-kiat bisnisnya yang cukup
menggiurkan yakni bisnis investasi.
Tulisan-tulisan di cover
majalah yang mengangkat nama besar RS sebagai seorang pebisnis tangguh,
mencetak
sejuta pengusaha pejuang, dikejar-kejar uang, dan kalimat lain
yang diharapkan dapat menambah minat pembaca pun menjadi jurus utama, untuk
memotivator pembaca hingga berniat ingin
mencoba, sekaligus mengikiti jejak seorang pebisnis muda sukses kelahiran 1986
itu.
Alhasil, bermodal kepiawaian
kata yang dituangkan dalam cerita, kelihaiannya dalam menyusun dan menulis
berita, perlente saat tampil dimuka. Ditambah jabatan yang hinggap selaku Ketua
Lajnah Khusus Pengusaha (Ka. LKP) salah satu ormas Islam, banyaklah orang yang
tergiur dan terhipnotis oleh kenyataan yang menyelimuti kehidupan sosok muda
seorang RS ini, hingga tak sedikit ummat tertarik untuk mengembangkan bisnis
yang di jalankan RS yang diklaimnya sesuai syari’at itu.
Hebatnya, bukan saja rakyat
biasa yang menjadi korban petualangan bisnis syar’i yang dikemasnya. Selain
para pejabat dan birokrat, para santri dan ustadz, Organisasi Masa (Ormas)
Islam hampir di setiap daerah di seluruh nusantara, seorang yang mengaku
profesorpun menjadi korban petualangan bisnisnya. Padahal menurut informasi
yang berhasil dihimpun TDB, RS tak lebih hanyalah seorang pengemban
amanah selaku Ka. LKP salah satu ormas
islam di Kabupaten Sukabumi.
Bermodal keahlian dan amanah
jabatan itulah RS bisa merekrut ratusan ribu investor yang tersebar di luar
pulau. Terlebih profit 33% per 2 minggu sekali, yang dijanjikan akan didapati
para investornya.
Salah seorang mediator bisnis
investasi sar’i kemasan RS yang berhasil
ditemui TDB mengatakan bahwa ia tertarik untuk mencari dan mengumpulkan para
investor karena kesyar’ian dan prrofit yang akan didapatnya itu. Adapun
investasi yang difokuskannya saat ini yakni investasi di bidang pengadaan
laptop dengan harga 4 hingga 5 juta/buah.
Namun sanyang, bukanlah profit
yang ia dapat, tapi penyesalan atas raibnya invertasi yang ia tranfer melalui
rekening RS sendiri. “Padahal sayapun memiliki banyak orang menitipkan
investasinya terhadap saya”, tutur salah seorang mediator yang identitasnya
minta dirahasiakan. “Ya, saya telah berhasil mengumpulkan investasi senilai
lebih kurang Rp. 50 jita”, akunya.
Kini ia hanya bisa termenung
merenungi nasibnya. Apalagi saat diminta pertanggung jawaban oleh para
investornya. (Malik)
Post a Comment